rohulnews.com - 2012-12-03 18:53:24
Ket Foto :RHN-Kondisi jalan Desa Batang Kumu- Mahato yang parah bagaikan kubangan kerbau sepanjang 45 km,hingga kini belum terjamah Provinsi Riau
RohulNews-(Pasirpengaraian), Sepanjang 45 kilometer jalan status Provinsi Riau menghubungkan Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai hingga ke Mahato Kecamatan Tambusai Utara, sejak sebulan terakhir rusak parah dan kini menjadi "kubangan kerbau".
Kerusakan jalan penghubung Desa Batang Kum dan Mahato , disebabkan hujan yang terus menerus mengguyur kawasan Rokan Hulu sejak sebulan terakhir serta minimnya infrastruktur drainese di sisi kiri-kanan jalan. Dampak genangan air di badan jalan, mengakibatkan rusa jalan berlubang sedalam setengah meter hingga 1,5 meter dan sudah seperti layaknya kubangan kerbau.
Kondisi rusak beratnya jalan tersebut, menyebabkan tergganggunya aktifitas transportasi kendaraan masyarakat maupun perusahaan. Bahkan setiap harinya, ada saja kendaraan roda dua maupun roda empat yang terjebak di jalan rusak status provinsi itu.
"Kita pertanyakan realisasi dari Provinsi Riau, untuk perbaikan jalan sepanjang 45 kilometer antara Desa Batang Kumu sampai Mahato yang belum terjamah perbaikan. Karena, sampai hari ini Provinsi Riau tidak memperdulikan soal kerusakan jalan provinsi ini," terang salah seorang masyarakat Mahato, Kelmi Amri melalui telepon selularnya, Senin (3/12/2012).
Kelmi Amri yang juga mantan Ketua KNPI mengatakan, akibat minimnya drainese di badan jalan menyebabkan air menggenang. Genangan air tersebut, menyebabkan terjadinya lubang yang cukup dalam di sisi badan jalan.
"Sebelumnya jalan sudah pernah diperbaiki sejumlah perusahaan, namun kita minta ketegasan dari Pemrov Riau agar kerusakan jalan provinsi di Mahato tidak rusak lagi dan layak dilalui oleh masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan mereka," harap Kelmi.
Kelmi juga mempertanyakan realisasi perbaikan jalan tersebut, juga meminta ketegasan dari Pemprov Riau. Karena status jalan provinsi di Mahato pada tahun 2005-2009 , pernah dibangun dengan pengerasan base B menggunakan dana multiyears provinsi yang dikerjakan rekanan PT Adi Karya. Namun begitu, ia mem-pertanyakan apakah kala itu ada pembangunan drainese apa tidak.
"Kita mempertanyakan proyek multiyears tahun 2005 sampai 2009 lalu, apakah memang begitu proyeknya, atau ada pembangunan drainesenya juga dianggarkan," tegas Kelmi.
Akibat kerusakan jalan tersebut, setiap harinya masyarakat Mahato menyaksikan kendaraan roda empat keatas terpuruk, dan kerusakan jalan semakin diperparah dengan banyaknya kendaraan bertonase milik perusahaan yang lalu-lalang di jalan provinsi di Mahato.
Kerusakan jalan penghubung Desa Batang Kum dan Mahato , disebabkan hujan yang terus menerus mengguyur kawasan Rokan Hulu sejak sebulan terakhir serta minimnya infrastruktur drainese di sisi kiri-kanan jalan. Dampak genangan air di badan jalan, mengakibatkan rusa jalan berlubang sedalam setengah meter hingga 1,5 meter dan sudah seperti layaknya kubangan kerbau.
Kondisi rusak beratnya jalan tersebut, menyebabkan tergganggunya aktifitas transportasi kendaraan masyarakat maupun perusahaan. Bahkan setiap harinya, ada saja kendaraan roda dua maupun roda empat yang terjebak di jalan rusak status provinsi itu.
"Kita pertanyakan realisasi dari Provinsi Riau, untuk perbaikan jalan sepanjang 45 kilometer antara Desa Batang Kumu sampai Mahato yang belum terjamah perbaikan. Karena, sampai hari ini Provinsi Riau tidak memperdulikan soal kerusakan jalan provinsi ini," terang salah seorang masyarakat Mahato, Kelmi Amri melalui telepon selularnya, Senin (3/12/2012).
Kelmi Amri yang juga mantan Ketua KNPI mengatakan, akibat minimnya drainese di badan jalan menyebabkan air menggenang. Genangan air tersebut, menyebabkan terjadinya lubang yang cukup dalam di sisi badan jalan.
"Sebelumnya jalan sudah pernah diperbaiki sejumlah perusahaan, namun kita minta ketegasan dari Pemrov Riau agar kerusakan jalan provinsi di Mahato tidak rusak lagi dan layak dilalui oleh masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan mereka," harap Kelmi.
Kelmi juga mempertanyakan realisasi perbaikan jalan tersebut, juga meminta ketegasan dari Pemprov Riau. Karena status jalan provinsi di Mahato pada tahun 2005-2009 , pernah dibangun dengan pengerasan base B menggunakan dana multiyears provinsi yang dikerjakan rekanan PT Adi Karya. Namun begitu, ia mem-pertanyakan apakah kala itu ada pembangunan drainese apa tidak.
"Kita mempertanyakan proyek multiyears tahun 2005 sampai 2009 lalu, apakah memang begitu proyeknya, atau ada pembangunan drainesenya juga dianggarkan," tegas Kelmi.
Akibat kerusakan jalan tersebut, setiap harinya masyarakat Mahato menyaksikan kendaraan roda empat keatas terpuruk, dan kerusakan jalan semakin diperparah dengan banyaknya kendaraan bertonase milik perusahaan yang lalu-lalang di jalan provinsi di Mahato.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar