Rumah sakit
Organisasi rumah
sakit mempunyai bentuk yang unik, yang berbeda dengan organisasi lain pada umumnya. Rumah
sakit mempunyai kekhususan yang lahir dari adanya hubungan yang terjadi antara Medical Staff ( kelompok dokter) dan
Administrator atau CEO ( manajemen) serta Governing Body.Dokter dalam kaitannya
sebagai profesional tidak tepat jika ditempatkan secara
hirarki piramidal
dalam struktur organisasi rumah sakit, namun mereka mempunyai
sendiri
strukturnya dalam Medical Staff Organization. Secara klasik di Amerika struktur
organisasi rumah
sakit memang khas sebagai splitting organization dengan tiga pusat
kekuasaan /
kekuatan yaitu Governing Body sebagai wakil pemilik, Administrator dan
Medical Staff
yang langsung mendapat otoritasnya dari Governing Body. Oleh karena itu rumah
sakit memang merupakan sebuah organisasi yang memiliki tingkat kompleksitas
tinggi akibat adanya hubungan-hubungan tersebut, dimana otoritas formal yang
direpresentasikan oleh Administrator atau CEO ( manajemen) harus mengakomodasi
otoritas keilmuan dan keahlian yang dimiliki oleh kelompok dokter,
dimana secara
historis mereka memegang peran yang sangat besar dalam organisasi
ruamah sakit dan
mendapatkan otoritasnya dari Governing Body.Untuk menjaga agar
hubungan
ketiganya berjalan harmonis, maka sejak lama di Amerika telah mengaturnya
dalam Hospital
bylaws masing-masing rumah sakit yang pada prinsipnya menetapkan
dan mengatur
tentang tugas, kewenangan, hubungan funsional dan hubungan tanggung jawab
antara Governing Body, Admistrator ( CEO) dan Medical Staff di rumah sakit.
Tiga organ ini
diibaratkan sebagai kaki dari sebuah kursi berkaki tiga yang
bersama-sama
menentukan mantap tidaknya tempat duduk itu .Ketiganya adalah
pemegang
kekuasaan yang sumbernya berbeda, sehingga haruslah diatur dengan baik
keseimbangan dan
keserasiannya dalam menjalankan fungsi, kewenangan dan tanggung jawabnya
masing-masing dalam menjalankan misi rumah sakit secara keseluruhan,sehingga
tujuan organisasi rumah sakit dapat dicapai. Dasar hukum kekuasaan Governing
Body didapat karena mereka mewakili pemilik ( yang adalah badan hukum) dalam
membina dan mengawasi pengoperasian rumah sakit. Administrator atau CEO
mendapatkan wewenang formal dari Governing
Body untuk
menjalankan manajemen rumah sakit sebagai institusi, sedangkan kekuatan
dan pengaruh
Medical Staff mempunyai latar belakang historis, sosial, serta berdasarkan pada
kopetensi akademis dan teknik yang melekat pada pelaku profesi itu. Sebagian
dari pengaruh mereka juga bersumber dari konsumen karena kompetensi profesional
mereka dibutuhkan oleh masyarakat. Dari uraian diatas tergambarlah bahwa
kewenangan dan tanggung jawab moral dan hukum yang tertinggi ada pada Governing
Body.
Organisasi Privat(Bisnis)
Bertujuan untuk
menghasilkan keuntungan dan barang yang dihasilkan, maka ukuran kinerjanya
adalah seberapa besar organisasi tersebut mampu memproduksi barang untuk
menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Indikator yang masih bertalian dengan
sebelumnya adalah seberapa besar efficiency pemanfaatan input untuk meraih
keuntungan itu dan seberapa besar effectivity process yang dilakukan untuk
meraih keuntungan tersebut.
Sementara itu ada
indikator yang sering kali digunakan untuk mengukur kinerja organisasi
privat/publik seperti : work lood/demain, economy, efficiency, effectiveness
dan equity (Sclim dan Wood ward, 1992 dalam Keban, 1995) productivity (Perry,
1990 dalam Dwiyanto, 1995).
Pengertian
Istilah privat
berasal dari bahasa Latin "set apart" (yang terpisah). Sasaran
organisasi publik ditujukan pada hal – hal yang 'terpisah' dari masyarakat
secara umum.
Organisasi privat
atau bisnis adalah organisasi yang ditujukan untuk menyediakan barang dan jasa
kepada konsumen, yang dibedakan dari kemampuanya membayar barang dan jasa
tersebut sesuai dengan hukum pasar.
Lingkungan Organisasi
Lingkungan dalam
organisasi privat :
Lingkungan
otorisasi, misal dewan komisaris atau rapat umum pemegang saham yang menentukan
pendanaan dan batas – batas wewenang perusahaan. Akan tetapi, tentu saja
lingkungan otorisasi pada organisasi privat tidak sekompleks organisasi publik.
Proses penciptaan
nilai dalam organisasi privat, menitikberatkan proses pengambilan keputusan
pada naik-turunya permintaan pasar, sehingga pengambilan keputusan biasanya
berlangsung lebih cepat.
Ciri-Ciri Organisasi
Seperti telah
diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih
rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya suatu kelompok orang
yang dapat dikenal dan saling mengenal,
2. Adanya kegiatan yang
berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent part) yang
merupakan kesatuan kegiatan,
3. Tiap-tiap orang memberikan
sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
4. Adanya kewenangan, koordinasi
dan pengawasan,
5. Adanya tujuan yang ingin
dicapai.
Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip
organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang
mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya "Organization of
Canadian Government Administration" (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi
meliputi :
1) prinsip
bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
2) prinsip
skala hirarkhi
3) prinsip
kesatuan perintah
4) prinsip
pendelegasian wewenang
5) prinsip
pertanggungjawaban
6) prinsip
pembagian pekerjaan
7) prinsip
rentang pengendalian
8) prinsip
fungsional
9) prinsip
pemisahan
10) prinsip
keseimbangan
11) prinsip
fleksibilitas
12) prinsip
kepemimpinan
1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas
Organisasi
dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak
mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi,
mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2) Prinsip Skala Hirarkhi
Dalam suatu
organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian
wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya
organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip Kesatuan Perintah
Dalam hal ini,
seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan
saja.
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang
Seorang pemimpin
mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu
dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi
wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam
pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan
keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan
tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5) Prinsip Pertanggungjawaban
Dalam menjalankan
tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6) Prinsip Pembagian Pekerjaan
Suatu organisasi,
untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar
kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian
tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas
dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya
organisasi.
7) Prinsip Rentang Pengendalian
Artinya bahwa
jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan
tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang
cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8) Prinsip Fungsional
Bahwa seorang
pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari
pekerjaannya.
9) Prinsip Pemisahan
Bahwa beban tugas
pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10) Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan
antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal
ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi
tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/
kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana
(tidak kompleks) contoh 'koperasi di suatu desa terpencil', struktur
organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar
seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus
senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar
organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi
dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi
apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain
organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan
yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Konsep & Fungsi
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber
daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen
sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource
department.
Menurut A.F.
Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan
yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan
orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat
pada saat organisasi memerlukannya.
Departemen Sumber
Daya Manusia Memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab sebagai berikut.
1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection)
Dalam proses
persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan
menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan perkiraan (forecast) akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya,
waktu, dan lain sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Rekrutmen tenaga kerja (Recruitment)
Rekrutmen adalah
suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh,
manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau
perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat
deskripsi pekerjaan (job description) dan juga spesifikasi pekerjaan (job
specification).
Seleksi tenaga kerja (Selection)
Seleksi tenaga
kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak
kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima
berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup (curriculum vittae) milik
pelamar. Kemudian dari CV pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang
akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu
berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test
tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya.
2. Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and evaluation)
Tenaga kerja yang
bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi
tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga
kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta
meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi
karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun
yang tinggi.
3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection)
Kompensasi adalah
imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau
perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi
pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak
sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di
kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau
perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi
perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar