Senin, 07 Januari 2013

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.           KESIMPULAN
Implementasi pelaksanaan PNPM Mandiri di Kecamatan Sentolo tahun 2011 ddilihat dari teori implementasi dapat disebut berhasil. Hal ini karena instrumen tentang faktor dalam pelaksanaan implementasi tersebut dapat dengan baik dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari program dan kegiatan yang dilakukan. Program tersebut dapat diimplementasikan secara keseluruhan, demikian juga dengan target-targetnya.
Secara keseluruhan, program tahun 2011 PNPM Mandiri Pedesaan yang dilaksanakan di Sentolo hanya pada merumuskan pada program fisik, hal ini diimplementasikan dalam bentuk kegiatan pembangunan fisik untuk sarana publik seperti bangunan pelayanan terpadu (Yandu) dan pembangunan talud jalan. Program dan kegiatan tersebut adalah program kegiatan kelanjutan dari program kegiatan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa masing masing.
Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Kecamatan Sentolo, terdapat banyak pihak (stakeholder) yang terlibat. Di tingkat desa, setidaknya terdapat 8 kategori stakeholder, yaitu Kepala Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Tim Pengelola Kegiatan (TPK), Tim Penulis Usulan (TPU), Tim Pemantau, Tim Pemelihara, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Sedangkan di tingkat kecamatan terdapat 10 stakeholder, yaitu camat, Penanggung-jawab Operasional Kegiatan (PjOK), tim verivikasi, Unit Pengelola Kegiatan (UPK), badan pengawas, fasilitator kecamatan, Pendamping lokal,tim pengamat, badan kerjasama antar desa (BKAD) serta setrawan kecamatan. Implementasi PNPM Mandiri di Sentolo tidak mengalami kendala, baik struktural maupun kultural, hal inilah yang menjadi modal dasar keberhasilan PNPM Mandiri di Sentolo.
Dalam kacamata peneliti, menurut saya terdapat dua faktor utama yang menjadikan mengapa implementasi pelaksanaan tersebut berhasil. Pertama faktor struktural. Adanya aturan yang jelas sebagai payung hukum menjadikan implementasi tidak memiliki kendala, apalagi hal tersebut didukung oleh dukungan anggaran dan birokrasi. Dukungan anggaran dapat dikatakan tidak mengalami kendala sebab anggaran pelaksanaan PNPM Mandiri telah dianggarkan dalam APBN maupun APBD. Demikian juga dengan dukungan birokrasi, terutama ditingkat desa dan kecamatan, kepala desa dan camat terlibat langsung dalam pelaksanaan. Ini artinya struktur dalam birokrasi pemerintahan memberi dukungan. Bahkan camat dan kepala desa terkadang langsung meninjau kegiatan.
Demikian juga stakeholder yang lain, terutama masyarakat sasaran sebagai penerima manfaat, mereka cukup antusias. Kenyataan ini dapat disebut bahwa partisipasi masyarakat sudah cukup terbangun dalam program ini. Apalagi dalam pembangunan yang dilakukan, pembangunan yang dilakukan terdamak langsung terhadap diri mereka sendiri. Misalnya dalam pembangunan posyandu, pembangunan tersebut berdampak terhadap kehidupan mereka pasca program tersebut.
Kedua, faktor kultural. Faktor ini menjadi ciri khas yang mungkin sangat jarang terjadi didaerah lain. Di Sentolo yang pernah menjadi ibukota pemerintahan Kabupaten Adikarto, hubungan ketetanggaan dan kekerabatan terhubung dengan erat. Ini menjadikan, masyarakat penerima manfaat sebagai agen pelaksana kegiatan sangat memungkinkan mencapai keberhasilan. Faktor kultural ini turut mendorong keberhasilan.

B.            SARAN
Penelitian ini hanya melihat pelaksanaan sebuah program, artinya hanya penelitian yang melihat sampai sejauhmana model formulasi tersebut dibuat, direncanakan dan dilaksanakan. Dari sini peneliti telah sampai pada kesimpulan bahwa pelaksanaan dilihat dari rangkaian yang sifatnya tersebut cukup berhasil. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan penelitian lain, yaitu penelitian yang sifatnya melihat sampai sejauhmana dampak keberhasilan tersebut, yaitu apakah keberhasilan program tersebut berdampak terhadap jumlah keadaan jumlah masyarakat miskin sebagai masyarakat sasaran. Pertnyaan yang dapat diajukan adalah, apakah jumlah masyarakat miskin sebelum dan sesudah program tersebut dilakukan berubah, apakah jumlah masyarakat miskin sasaran semakin bertambah, berkurang atau bahkan tidak berubah. Artinya perlu ada penelitian lanjutan yang melihat sampai sejauhmana dampak PNPM Mandiri terhadap perubahan tingkat kemiskinan masyarakat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA

AG . Subarsono, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori Dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.

Dunn, William N, Public Policy Analysis; An Introduction, 2nd edition, University of Pittsburgh, New Jersey. Diterjemahkan dalam Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1998.
__________, Analisa Kebijaksanaan Publik, Hanindita Graha Widya, Yogyakarta. 1995.
Hessel Nogi S. Tangkilisan. Teori dan Konsep Kebijakan Publik dalam Kebijakan Publik yang Membumi, Lukman Offset dan YPAPI, Yogyakarta, 2003.
Riant Nugroho Dwidjowijoto, Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi, Elex Media Komputindo, Yogyakarta, 2004.
Sutrisno Iwantono Pemikiran Tentang Arah Kebijakan. Makalah, Jakarta, 2004.
Solihin Abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan; Dari Formulasi ke Implementasi, Bumi Aksara, Cet. Ke-6, Jakarta, 2003.
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, Penerbit Suara Bebas, Yogyakarta, 2006.
Sparadley, James P,  The Etnografi Interview, diterjemahkan oleh Misbah Zulfa Elizabeth dalam bahasa Indonesia dalam buku Metode Etnografi, Penerbit Tiara Wacana, Cetakan I, 1997.
Wayne Parsons, Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik Analisa Kebijakan, Kencana (Prenada Media Group), Jakarta. 2011
Weiner. Myron, (1992), Kebijakan Preferensial, dalam Roy C. Macridis dan Bernard E. Brown (ed), Perbandingan Politik, Penerbit Erlangga, Jakarta. Judul asli, The Political Consequences of Preferential Policies, The City University of New York, 1983.



Website:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar